24 April 2008

Other Post about Nibiru

Ehm ehm... Mumpung lagi jam kosong nih, baru dapat sumber baru

ARTIKEL INI DIAMBIL DARI http://www.mutoha.blogspot.com

Artikel berikut merupakan jawaban dari Ma’rufin Sudibyo (anggota DP Jogja Astro Club) atas pertanyaan salah satu anggota milis JAC mengenai selebaran “Kehancuran Bumi pada 2053” yang dia terima dalam format Powerpoint beberapa bulan lalu yang menceriterakan tentang kemungkinan kiamat akibat tumbukan bumi dengan planet yang disebut sebagai “Nibiru“. Apakah berita ini benar?

Planet X pertama kali dikemukakan Percival Lowell tahun 1902 sebagai planet hipotetik yang gravitasinya sanggup menyimpangkan (sedikit) pergerakan Neptunus dan Uranus dari lintasan idealnya. Planet X merupakan kelanjutan hipotesis John Couch Adams dan Urbain LeVerrier setengah abad sebelumnya, yang bekerja sendiri2 namun sama2 menyimpulkan adanya planet tak dikenal yang mengganggu orbit Uranus, yang berujung mengagumkan dengan penemuan Neptunus oleh Galle dan d’Arrest lewat mata tajam teleskop observatorium Berlin pada tahun 1846.

Terinspirasi sukses ini, setelah menganalisis penyimpangan gerak Merkurius serta Uranus dan Neptunus, Le Verrier meramalkan sedikitnya ada 2 planet lain yang masih “bersembunyi”, menunggu ditemukan. Yang pertama disebut planet transneptunik, yakni planet cukup massif yang letaknya lebih jauh dibanding Neptunus. Yang kedua adalah Vulkan, planet massif yang lebih dekat ke Matahari dibanding Merkurius.

Untuk planet trans neptunik, segera muncul ratusan proposal yang masing2 mencoba memprediksi lokasi planet tak dikenal itu. Dua yang populer diusulkan Lowell dan Pickering. Lowell dengan “Planet X” nya, sementara Pickering dengan tujuh planet hipotetiktrans-Neptuniknya, yang masing2 diberi nama planet O, P, Q, R, S, T dan U. Menariknya sifat2 Planet O hampir mirip dengan Planet X-nya Lowell. Cerita lengkap soal ini bisa anda baca di situs The Nine Planets pada artikel “Hypotethical Planets”. Singkatnya, dari saat Clyde W Tombaugh menemukan Pluto (1930) sampai Jewit dkk. menemukan asteroid transneptunik 1992 QB 1 (1992) tak ada satupun benda langit yang dapat dijadikan kandidat Planet X.

Pluto sendiri cukup mengecewakan, mengingat massanya “hanya” 1/400 massa Bumi, jauh dari cukup untuk menjadi Planet X / Planet O yang massanya diestimasikan sebesar 2 - 6 massa Bumi. Justru di kawasan yang semula diduga menjadi habitat Planet X ini ternyata menjadi tempat bercokolnya 1 - 10 milyar asteroid transneptunik yang membentuk cakram raksasa bernama Sabuk Kuiper, dengan dinamika dikontrol oleh kombinasi gravitasi Jupiter - Saturnus - Uranus - Neptunus. Asteroid-asteroid ini baru ditemukan sejak 1992 silam meski keberadannya sudah diramalkan Gerald P. Kuiper setengah abad sebelumnya. Lantas bagaimana dengan penyimpangan orbit Uranus dan Neptunus ?

Hal ini diuji secara tak langsung oleh Voyager 2 ketika mengukur ulang massa planet Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus dengan akurasi sangat tinggi dalam Grand Tour 1979 - 1989. Ketika hasil pengukuran Voyager ini dimasukkan dalam hitungan Le Verrier, ternyata penyimpangan itu menghilang! Disini jelas bahwa ide akan Planet X dibangun dari deviasi standar statistika hasil pengukuran astronomi abad ke-19 yang tentu saja tingkat ketelitiannya tidak setinggi pengukuran saat ini. Mengenai Vulkan, problem itu sudah terjawab di tahun1916 ketika Einstein mengapungkan teori relativitas umum-nya yang menggemparkan. Menurut Einstein, salah satu konsekuensi dari membengkoknya ruang waktu disekitar benda massif seperti Matahari adalah terjadinya pergeseran permanen (presesi) terhadap titik perihelion Merkurius, yang mencapai 43 detik busur per abad. Presesi perihelion inilah yang teramati oleh Le Verrier, jauh hari sebelum Einstein lahir.

Nibiru, menurut Landsberger dan K. Wilson merupakan titik tetap di langit atau bintang kutub. Zecharia Stichtin dan Burak Eldem, mengklaim Nibiru adalah catatan kuno Sumeria mengenai planet tak dikenal. Pada http://xfacts.com/Nibiru disebutkan sebagai planet tempat berdiamnya Annunaki (dewanya orang Sumeria) yang mengorbit Matahari kita dalam 3.600 tahun. Namun klaim Stichtin tidak didukung fakta ilmiah astronomi dan arkeologi. Apalagi jika kemudian Nibiru dikait-kaitkan dengan Planet X, yang sudah kita ketahui sejauh ini memang tidak ada.

Lepas dari soal ada tidaknya Nibiru, ada beberapa hal dalam selebaran tersebut yang ternyata tidak menyebutkan siapa penulisnya, hanya tertulis dari aliflamra1711@gmail.com namun menarik untuk kita analisis.


Pertama, dikatakan planet Nibiru memiliki massa 100 kali massa Bumi kita, dengan diameter - merujuk pada grafis - menyamai Saturnus atau sebesar 120.000 km (sebagai pembanding, diameter Bumi kita “hanya” 12.756 km alias seper sepuluhnya saja). Bila kita anggap Nibiru berbentuk bulat, kita bisa memperkirakan densitasnya yang ternyata sebesar 0,66 gram/cc, alias lebih ringandari air (!). Adakah benda langit yang densitasnya mirip2 Nibiru ? Ada, malah banyak ! Asteroid-asteroid transneptunik penghuni Sabuk Kuiper dan kometisimal2 ‘penduduk’ Awan Komet Oort juga memiliki densitas kurang dari 1 gram/cc. Analisis spektroskopi menunjukkan hal ini disebabkan oleh komposisi penyusun benda2 langit itu didominasi oleh materi-materi ringan seperti senyawa karbon dan debu-debu silikat berselubung es, dengan permukaan gelap dan memadat akibat terjangan radiasi sinar kosmis.

Anggaplah Nibiru beredar mengelilingi Matahari kita dalam 3.600 tahun sekali. Dengan Hukum Kepler 3, kita bisa mengetahui jarak (rata2) orbitnya terhadap Matahari adalah 235 AU alias 35,25 milyar km. Orbit ini sudah berada di luar cakram Sabuk Kuiper (yang radius maksimalnya ‘hanya’ 7 milyar km dari Matahari) dan kemungkinan besar sudah masuk ke dalam kawasanhunian Awan Komet Oort bagian dalam. Berdasarkan jarak orbit dan densitasnya, kita bisa saja mengatakan Nibiru adalah bagian dari Awan Komet Oort.

Dengan permukaan yang menggelap dan memadat akibat tekanan radiasi sinar kosmis, bisa saja kita katakan Nibiru sulit dideteksi. Namun harus diingat, diameter sebuah benda langit berhubungan erat dengan magnitude-nya dan nanti akan kita lihat betapa klaim “Nibiru yang redup” ini tidak memiliki basis argumen. Yang melemahkan adalah diameternya. Dengan jarak rata2 235 - 1 = 234 AU atau 35,1 milyar km dari Bumi kita, benda langit yang diameternya 120.000 km itu seharusnya nampak sebagai titik cahaya dengan diameter 0,0034 mili radian atau 0,7 detik busur. Mata manusia (tanpa alat optik) memang takkan bisa melihat titik cahaya ini, mengingat batas resolusinya adalah 0,15 mili radian atau 31 detik busur. Namun dengan teleskop sederhana pun sebenarnya titik cahaya ini sudah nampak. Jika kita murni bertumpu pada kriteria Rayleigh, maka teleskop dengan lensa/cermin berdiameter minimal 30 cm yang bekerja pada spektrum panjang gelombang 7.000 Angstrom sudah cukup mudah mendeteksi titik cahaya ini, apalagi teleskop2 raksasa yang ada di Hawaii, Gunung Wilson maupun HST.


Sebagai pembanding, Pluto saja (diameter 2.274 km), yang dari Bumi nampak sebagai titik cahaya berdiameter 0,0004 miliradian alias 1/10 diameter titik cahaya Nibiru, sudah muncul dalam potret2 yang dibuat Lowell dari observatorium pribadinya di Flagstaff pada 1915, meski baru bisa diidentifikasi Tombaugh 12 tahun kemudian. Pluto nampak sebagai titik cahaya dengan magnitude +15. Logikanya, jika teknologi 1915 - 1930 saja sudah mampu membidik Pluto, tentunya untuk melacak Nibiru bukan persoalan sulit, kalo planet ini memang ada. Apalagi bisa diestimasikan Nibiru lebih cemerlang (magnitude-nya lebih kecil) dari Pluto karena diameternya jauh lebih besar.

Kedua, dikatakan gerakan planet Nibiru menuju ke tata surya bagian dalam. Jika dilihat grafis perbandingan orbit planet2 dan planet X, terkesan orbit Planet X/Nibiru berbentuk sangat lonjong alias memiliki eksentrisitas besar. Kita tahu bahwa orbit semacam ini adalah ciri khas orbit komet, dan kita juga sudah tahu dari jarak orbitnya Nibiru berada di region Awan Komet Oort, sumber komet2 berperiode panjang (> 200 tahun), komet parabolik dan hiperbolik. Komet2 periodik dari Awan Komet Oort memiliki cirikhas : eksentrisitas rata2 0,7 dan inklinasi 35 derajat. Karena eksentrisitas (e) orbit benda langit bergantung pada jarak Perihelion (P) dan Aphelion (A) nya lewat formula : (A - P)/(A + P) = e, untuk e = 0,7 kita dapatkan rasio A/P = 5,7. Karena jarak rata2 orbit planet ® berhubungan dengan Aphelion dan Perihelionnya dalam formula - secara kasar - : 2R = A+ P, untuk e = 0,7 tadi kita dapatkan P = 70,1 AU.Ini masih sangat jauh dari Bumi kita (yang jaraknya 1 AU dari Matahari), bahkan masih lebih jauh dibanding Pluto, sehingga peluang Bumi dan Nibiru untuk berbenturan adalah nol. Bisa saja kita anggap Perihelion Nibiru Bisa saja kita anggap Perihelion Nibiru

Ketiga, pada halaman dari artikel itu diberi judul “IRAS” dengan potongan artikel koran berjudul “Mystery Heavenly Body Found by Orbiting Infrared Telescope“. Namun penjelasan di halaman tersebut sama sekali tidak menyinggung apa itu IRAS. Paralel dengan isu Nibiru, di dunia astronomi pernah muncul hipotesis Nemesis, yakni bintang pasangan Matahari yang sangat redup (kemungkinan berupa cebol putih atau cebol coklat) yang bergerak mengelilingi Matahari dalam orbit elliptikal dengan Perihelion 20.000 AU, Aphelion 90.000 AU dan periode orbit 30juta tahun. Sehingga Matahari-Nemesis adalah sistem bintang kembar dengan pasangannya sangat redup hingga tak terlihat. Ini mengingatkan kita pada sistem sejenis di Cygnus X-1, dimana pasangannya juga tak nampak (dan kini diidentifikasi sebagai lubang hitam). Hipotesis Nemesis dibangun oleh geolog Daniel P. Whitmire dan John J. Matesse (1985) sebagai solusi bagi terjadinya peristiwa pemusnahan massal akibat hantaman komet ke Bumi yang selalu berulang setiap 30 juta tahun seperti yang direkam di lapisan2 sedimen.

Ini sejalan dengan gagasan Rampino, Stothers (1984) dan sang legenda : Carl Sagan (1985) yang juga berpendapat serupa lewat Hipotesis Shiva-nya, meski perulangan itu dikatakan terjadi tiap 35 juta tahun. Dengan gagasannya Whitmire dan Matessse membayangkan tiap 30 juta tahun sekali Nemesis melintas di dekat Awan Komet Oort dan gravitasinya membuat awan kometini sangat bergejolak hingga melepaskan ribuan kometisimal yang selanjutnya melesat ke tata surya bagian dalam akibat kombinasi gravitasi Nemesis dan Jupiter. Beberapa dari komet itu ‘mampir’ ke Bumi dan menimbulkan benturan hebat yang memusnahkan kehidupan secara massal. Sayangnya, ketika satelit IRAS (Infra Red Astronomical Satellite) diluncurkan awal 1980-an dan memetakan jagat raya pada spektrum sinar inframerah, Nemesis ternyata tidak pernah ditemukan.

Meski Nemesis dianggap sebagai bintang yang sangat redup, logikanya, karena masih membakar Hidrogen di terasnya, ia tetap memancarkan sinar inframerah yang kuat sebagaimana bintang2 cebol lainnya. Justru IRAS menemukan komet IRAS-Iraki-Alcox, komet redup yang melintas sejauh 5 juta km saja dari Bumi, komet terdekat selama ini. IRAS juga menemukan 3200 Phaethon, benda langit mirip asteroid namun menyemprotkan partikel2 dari permukaannya dengan bentuk mirip ekor komet dan dipastikan merupakan sumber dari hujan meteor (shower) Geminids yang terjadi tiap awal Desember. So, IRAS juga tidak pernah menyimpulkan telah ditemukan benda langit dengan ciri2 seperti Nibiru.

Nibiru dan Kiamat

Dari uraian tadi bisa disimpulkan, Nibiru tidak ada. Kalaupun planet itu ada, dengan sifat2 fisik dan orbitnya, peluangnya untuk masuk ke tata surya bagian dalam ataupun berbenturan dengan Bumi adalah nol. Meski begitu, saya merasa pembuat Selebaran Kiamatini di sisi lain sedang mengingatkan kita betapa terbukanya potensi benturan Bumi dengan benda2 langit dari Awan Komet Oort maupun Sabuk Kuiper (baca : komet), meski Bumi sudah ditamengi Jupiter dan Bulan. Merujuk betapa banyaknya jejak kawah tumbukan di wajah Bulan, Barbara Cohen dan David Kring (2002) menyimpulkan Bumi pernah dihajar jutaan bolide sekitar 2,8 milyar tahun silampada peristiwa Late Heavy Bombardment. Hajaran itu membentuk sedikitnya 22.000 kawah tumbukan berdiameter lebih dari 20 km, dengan 40 kawah diantaranya benar2 berukuran raksasa dan layak disebut basin, mengingat diameternya lebih dari 1.000 km. Kini tak satupun darikawah2 itu yang tersisa, mengingat aktifnya dinamika permukaan Bumi oleh proses erosi dan gerakan lempeng2 tektonik.

Dua kawah tertua yang ada, masing2 Vredefort (Afrika Selatan, diameter 300 km) dan Sudbury (Canada, diameter 250 km) berasal dari masa yang lebih muda (2 milyar tahun silam). Andai hipotesis Shiva benar, jika kita menghitung balik dari dua peristiwa tumbukan benda langit terdahsyat terakhir, yakni peristiwa 65 juta tahun silam (musnahnya Dinosaurus, ditandai dengan terbentuknya Kawah raksasa Chicxulub) dan 35 juta tahun silam (terbentuknya Kawah Popigai di Russia, diameter 100 km, dan Kawah Chesapeake Bay di New YorkCity, diameter 95 km), nampaknya siklus bencana 30-35 juta tahun akan terulang lagi di masa kini, periode dimana manusia hidup. Berkait tumbukan ini, menarik sekali bahwa di region Asia Tenggara, sebagian Australia, Taiwan, China dan P. Madagaskar, bahkan ada juga yang mengatakan hinggake Eropa Tengah dan Texas, telah ditemukan tektit, yakni butir2 batuan beku khas produk tumbukan benda langit. Di Indonesia tektit ini bisa ditemukan di Jawa (terutama di Sangiran), Belitung, Kalimantan dan Ambon. Tektit yang disebut tektit austral-asia ini terjepit di sedimen berumur pleistosen tengah atau dari masa 0,77 juta tahun silam.

Di dalam tektit ini ditemukan pula mineral coesite, sejenis kuarsa yang termetamorfosis oleh tekanan luar biasa besar (200ribu ton per meter persegi !), yang secara alami hanya diproduksi oleh tumbukan benda langit. Jelas bahwa sebaran tektit austral-asia berasal dari tumbukan benda langit pada 0,77 juta tahun silam. Melihat betapa luas sebarannya, Edward Chao - yang bersama empat serangkai : Eugene Shoemaker (alm), Nicholas M. Short, B.M. French dan W von Engelhardt menjadi pionir penyelidikan dan pembuktian tumbukan benda langit di dekade 1960an - menyebut tektit itu bisa disamakan dengan sebaran global lempung hitam tipis yang terjepit di antara sedimen zaman Kapur danTersier. Lempung hitam ini jadi demikian populer karena amat kaya dengan iridium dan jadi salah satu penanda terjadinya tumbukan dahsyat 65 juta tahun silam, yang membentuk Kawah raksasa Chicxulub sembari mengiamatkan 75 % populasi makhluk hidup saat itu. Maka skala tumbukan yang membentuk tektit austral-asiapun menyamai dahsyatnya pembentukan Kawah Chicxulub.

Hampir semua paper yang mengupas genesis tektitaustral-asia menyebut kawasan Asia Tenggara merupakan titik permukaan Bumi yang dihantam bolide pada 0,77 juta tahun silam itu. Menariknya, survey di Laut Cina Selatan selama 1 dekade (1989 - 1999) menggunakan satelit GEOSAT dan SEASAT berhasil mendeteksi sebuah struktur sirkular raksasa berdiameter 100 km di 13° 36′ LU 110° 30′ BT. Meski belum diteliti lebih lanjut (karena untuk itu perlu dibor dan dicek tipe batuannya) diduga kuat inilah kawah raksasa itu. Satu hal yang harus diingat, meski (anggaplah) tumbukan versi hipotesis Shiva itu sudah terjadi 0,77 juta tahun silam, dalam sejarahnya jarang sekali dijumpai tumbukan benda langit (terutama yang membentuk kawah2 raksasa) dari bolide tunggal, kebanyakan dihasilkan oleh beragam bolide yang datang secara berentetan selama 1-2 juta tahun (rentang waktu yang tergolong pendek dalam skala waktu geologi). Pola khas ini nampak dari terbentuknya kawah Chicxulub yang segera diikuti dengan pembentukan 7 buah kawah tumbukan lain, masing2 Eagle Butte (Canada), Gusev (Russia), Belize (Meksiko), Alvaro Obregon (Meksiko), Haiti (Laut Karibia), Silverpit (lepas pantai Inggris) dan sau kawah tak bernama di dasar Samudera Pasifik.

Begitu pula terbentuknya Popigai, yang langsung disusul dengan munculnya kawah Chesapeake Bay (AS) dan struktur Fohn di celah Timor. Dan kawah di Laut Cina Selatan ini ? Memang sebelumnya telah terbentuk kawah Zhamanshin (Kazakhstan, diameter 14 km, 0,9 juta tahun silam), Bosumtwi (Ghana, diameter 10,5 km, 1,1 juta tahun silam), Eltanin (Laut Bellingshausen, diameter 40 km, 2,15 juta tahun silam) dan Kara-Kul (Tajikistan, diameter 50 km, 3 juta tahun silam). Namun kita tidak pernah tahu apakah kawah di Laut Cina Selatan tadi merupakan “penutup” rangkaian tumbukan itu atau hanya bagian dari sejarah mencekam yang sedang bergulir sampai detik ini. Ketiadaan bukti belum merupakan bukti dari ketiadaan Planet X ini. Pencarian terhadap Planet X tidak begitu saja berhenti di sini. Siapa tahu suatu saat memang betul2 ada..??? Wallahu a’lam bissawab…

Silahkan, pala gw pusing bacanya...tp lumayan lah bisa ketangkep
http://taruma.seniman.web.id/index.php/200...un-2053-kiamat/

22 April 2008

Games : Brain Challenge

Wah, sudah lama nggak nge-update nih. Habis bandwidth di kampus (tempat biasa nge-net) sekarang dibatasi, jadinya kalau siang buka blogger bisa sampai setengah menit. Lama amat....

Nah, sekarang posting game nih. Game ini namanya Brain Challenge. Ini mirip game house yang simple, tapi cukup berguna untuk menghangatkan otak. Di game ini kita di tuntut (kebanyakan) untuk berpikir cepat. Walaupun tampilannya agak kekanak-kanakan, tapi aku ngerasa banget kalau game ini ada manfaatnya.

Aku lupa dari mana dapat game ini. Tapi buat pembaca, cukup ingat blog ini sebagai tempat download game ini (alah...). Nih, link-nya :

http://www.mediafire.com/download.php?mxmzxtxpmyk
password : hq-advanced.blogspot.com

Ehm, aku lagi nge-capture sama nge-upload screen capture-nya. Mending pembaca langsung download aja. Hehe...

14 April 2008

My Photoshop Project

Haha... Fortunately, I had finished the Photoshop task in my university. I finish it just in one night, although the task has been announced 2 months ago (hahaha). It was confusing to find an idea. But I have done it!!! And I am satisfied with my design. I looks quite good (for me).

But, the lecturer said that the good designer has to present his design (maybe the techniques and others) in front of others. My feeling said that I would be one of the best (haha, so arrogant).

Ok, ok. Here is my design, and please give comment :

07 April 2008

JOD 2, Melelahkan, Merepotkan, Mengosongkan Dompet

Hari Minggu, 6 April 2008. Adalah hari di mana aku sudah mulai sangat kapok manggung di Surabaya lagi. Hari di mana aku manggung di acara Japan Overdrive, (yang katanya) adalah event jepang-jepangan terbesar di Surabaya. Tapi apa yang kudapat? Hanya penyesalan semata.

Sedikit flashback, pertama dulu aku bareng Akatsuki manggung di Surabaya di Golden City Mall lantai 3 (kalo nggak salah) yang sekarang jadi IT Center. Waduh, kacau banget penampilan bandku waktu itu. Aku lagi malas bawa gitar sendiri. Eh, di sana gitarnya jelek banget. Udah gitu efeknya biasa lagi. Waduh waduh, yang lebih parah nih, sound-nya nggak masuk ke mixer. Padahal di situ aku lihat ada mixer. Jadinya waktu suara alat musiknya terlalu keras suara vokalisnya nggak kedengeran deh. Untungnya transportasinya enak banget, naik mobilnya vokalisku.

Manggung kedua, di UNESA. Aku nggak ngerti ada acara apa, pokoknya aku ngikut aja sama drumerku yang sering hubungan sama komunitas. Eh, ternyata itu cuma acara sekelas parade band. Padahal aku udah susah-susah pinjam efek, bawa gitar ndiri, yang nonton sepi. Masalah transportasi lagi nih yang bikin aku gregetan. Padahal rencananya naik mobil mas Emon, ternyata malah dipaksa naik bus-nya UB yang panas dan pengap. Yang bikin lebih nggak enak, urunannya 35ribuan tiap anak. Nggak bikin jengkel gimana. Udah yang nonton sepi, tingkatnya cuma parade lagi, siap 3 lagu cuma boleh main 2 lagu (karena waktunya terbatas katanya). Sungguh memuakkan. Dari pengalaman itu aku udah mulai kapok manggung di Surabaya.

Terakhir nih, masuk ke inti persoalan. Aku pingin nyeritain gimana proses JOD 2 (Japan Over Drive 2) buat aku. Denger-denger sebelumnya, JOD 1 itu event besar. Bassis sama drumerku juga bilang gitu. Waktu itu aku belum nggabung sama Akatsuki. Ya aku percaya aja. Malah aku bersikeras untuk ikutan JOD2. Tapi sekarang gimana?

Gini runtutan kejadiannya. Aku bangun jam 5 pagi, buat bantu-bantuin istighosah di rumahku sekalian siap-siap berangkat ke rumah mas Emon. Jadwal kumpulnya setengah 7. Persiapan oke, barang-barang oke, malah aku sampai kayak orang mau pindahan (saking banyaknya peralatan). Persiapan band (latihan) udah mantep banget. Banyak-banyak latihan sampai perfect. Lancar, tinggal salah-salah dikit dari vokalis sementaraku yang "agak" itu. Kenapa aku bilang "agak"? Rahasia.

Perjalanan berangkat oke. Aku cuma denger sedikit ocehan ntar-bayar-urunan-bensin-yach yang bikin kuping aku gatel. Tapi nggak terlalu kuperhatiin soalnya aku denger cuma sekitar 10rb (normal lah...). Di tangah jalan mampir ke AlfaMart buat beli roti buat sarapan. Total sama minum dan lain-lainnya jadi habis 15rb ...(1). Pengeluaran pertama nih... Sampai di parkiran Golden City Mall aku masih membayangkan panggung yang cukup besar dengan penonton yang banyak. Tapi apa yang terjadi? Panggung yang (bagiku) begitu kecil dengan alat dan sound yang seadanya terpampang di bagian depan tengah parkiran timur GCM. Benar-benar mengecewakan. Parahnya lagi, soundman-nya nggak standby di mixer soalnya nggak ada tenda di atas mixer yang menghalangi sinar matahari yang begitu teriknya (panjang amat). Lihat band-band sebelumku, waduh, pengaturan suaranya payah banget. Ada yang kebesaran, ada yang kekecilan, malah ada yang nggak kedengeran. Gitu soundman-nya nggak ambil tindakan. Drum-nya juga "jalan" lagi kalau di mainin. Bagian alat juga nggak mbetulin posisi bass drum-nya. Parah...

Jadwal manggung yang harusnya jam setengah 3 molor sampai jam 4. Sebelum manggung, karena kelaparan aku sama teman-teman bandku nyari makan di depan mall. Pinginnya sih yang murah, tapi yang ada cuma yang di pinggir jalan yang kelihatannya nggak bersih. Akhirnya mutusin makan di rumah makan kecil yang kelihatannya murah. Eh, ternyata harganya mahal banget. Masa nasi rawon "kayak gitu" harganya 9rb. Apalagi es teh yang harganya 2 rb. Jadinya pengeluaran kedua nih 11rb ...(2). Habis itu aku nunggu jadwal manggung sambil nonton band lainnya.

Waktu manggung, drumerku temponya agak kacau. Jadinya agak salah deh di bagian awal. Aku jadi hilang feeling. Udah gitu vokalisku suaranya ada yang mbliut lagi. Tapi begitu lagu kedua, aku yang nyanyi. Katanya penonton suaraku bagus (hahaha, akui sajalah pras... banyak yang bilang kok). Lagu ketiga malah banyak salahnya. Aduh...

Pinginnya sih langsung pulang, tapi sang sopir mengharuskan untuk menonton sampai band Malang yang terakhir. Rencana (dalam jadwal acara) kita sih bisa pulang kan setengah 6-an. Yah, tapi berhubung molornya Indonesia, jadinya pulang jam 8 lebih deh. Pulang rencananya mau makan nasi bebek "berbumbu" yang nggak ada di Malang. Katanya di Sidoarjo ada yang enak. Akhirnya meluncur langsung ke Sidoarjo. Sampai di TKP, apa yang terjadi? Seperti dugaan, warungnya tutup. Alhasil terpaksa nyari di deket GOR. Terpesona oleh lesehan, akhirnya mampir di sebuah kaki lima lesehan di dekat GOR. Yah, ternyata bebeknya yang nggak pake "bumbu". Kecewa berat rasanya. Udah gitu nggak ada yang dada lagi. Malah dapetnya kepala+leher sama lemak. Ahh!!!! Mengecewaka! Untungnya mas Emon mau tukar sama aku, dapetnya aku jadi paha atas + brutu, hahaha. Di situ habis uang 10rb buat makan ...(3). Yup, jelas! Pengeluaran ketiga.

Waktu makan-makan mas Emon confess sesuatu yang bikin aku tambah nggak tahan untuk tetap di band ini. Semua ngerasa cocok sama Pu***, vokalis sementaraku. Padahal aku benar-benar nggak cocok dengan dia. I don't like her way of singing. I don't like her voice character. I don't like her "creepy" attitude (and her idiotic thinking). She was so big mouth when she said that she wanted to be too attractive in stage. But what did she do? Oh, baaaddd. So baaadd... It doesn't mean about my last vocalist. The most important thing is not to get Ayya back, but to kick Pu*** out. The most, I have a feeling that in the future there will be a giant wall preventing us to be more success if we still use Pu***. And I have decided when I write this post, I will quit from being Akatsuki's guitarist if the others still want Pu*** to join us.

----

Sepulangnya dari makan bebek aku denger sesuatu yang bakal membuat dompet kosong. Yup, ternyata urunannya 25ribuan tiap anak. Aaahh..... pengeluaran keempat nih...(4). Dari Sidoarjo pulang ke Malang jam setengah 10. Untung aku bisa tidur di mobil waktu perjalanan pulang. Sampai di Araya entah jam berapa. Pokoknya sampai di rumah jam 12 pas.

Surabaya, surabaya. Udah manggung nggak dibayar lagi, bikin dompet kosong. Nih, daftar pengeluaranku :
(1) 15rb
(2) 11rb
(3) 10rb
(4) 25rb
Totalnya jadi 61 ribu. Banyak amat!!!! Belum biaya lain-lain yang nggak sempat aku ingat. Benar-benar menyebalkan.

Kesimpulannya, JOD2 membuat aku kapok manggung di Surabaya. Kedepannya, kalo manggung ke suatu acara di luar kota, harus jelas keluar uang berapa, dan kalau bisa dibayar berapa. Supaya nggak kayak gini lagi.

Buat pembaca, kalau aku ternyata keluar dari Akatsuki, buat musisi 19-21tahun yang di Malang bisa hubungin aku buat ngeband bareng. Buat yang nggak bisa main musik, doakan aku dapat personil yang cocok. Amiiinnn...

03 April 2008

Nama-nama band JOD 2

Nih, aku kasih update lagi. Sumbernya dari FS-nya Ko-J-Tsu.

Berikut adalah daftar nama2 band yang
akan maen di Japan OverDrive II

Band Audisi
- BLC
- Live Evil
- Noir
- Allegro
- Dear Diary
- City Of Light

Band Dari J-Zone Malang
- oNimusha
- Akatsuki (Band-ku, hahaha...)
- Paper Flower
- Rumput Jepang

Band Audisi Kya Kya
- Hajimeru Kyo
- Baka Rock

Band Dari Ko-J-TSU
- Enrai
- Freak
- Mobile Suit
- Chocolatino
- Fukai
- Ichigo
- Rakuen
- June The 5th
- Otaku

02 April 2008

3rd Time to Surabaya

Ehm ehm... (aku baru sadar kalo aku nulis artikel kebiasaan pake "ehm ehm" nih)

Sebentar lagi Akatsuki Band (band-ku, di lain kesempatan aku akan memperkenalkannya) bakal manggung di acara Japan Overdrive, di Surabaya hari Minggu ini tanggal 6 April 2008 (Insya Allah). Ini kali ketiga aku manggung ke Surabaya bareng Akatsuki Band. Pertama kali di Pakuwon Trade Center, kedua di Universitas Negeri Surabaya (kalo nggak salah, aku lupa sih) Soal jam-nya, aku sendiri masih belum tahu. Padahal masih belum dapat vokalis tetap. Jadinya malah pakai vokalis sementara, namanya Pu***. Waduh, dibandingin sama vokalis lama-ku, jauh banget kemampuannya. Padahal buat orang Surabaya yang jadi ikon band-ku malah vokalisnya, entah gimana ntar tanggapan mereka.

Acara Japan OverDrive (JOD) sendiri (konon) merupakan panggung musik aliran Jepang terbesar di Surabaya. JOD kali ini bakal digelar di Golden City Mall, Minggu, 6 April 2008. Masalahnya, sekarang ini status kami sebagai undangan (bisa dikatakan band tamu), bukan peserta festival band-nya. Yah, otomatis mau nggak mau penampilan band kami setidaknya nggak boleh memalukan lah. Padahal rencananya di acara ini mau main lagu Amazing dan Ichirin no Hana dari High and Mighty Color, terus sama Daybreak's Bell dari L`Arc~en~Ciel. Kalau Daybreak's Bell sih lumayan gampang (tuh aku yang bakal nyanyi loh, haha...), tapi kalo lagunya High and Mighty Color, waduh, sulit banget nyamain tempo sama yang lain. Apalagi vokalisku (yang sementara) ini, waduh waduh, sering banget salah masuk. Takutnya ntar malah malu-maluin di panggung. Udah gitu anaknya emang lemot lagi. Aduh....

Buat para pembaca yang punya teman cewek umur 18 - 21 tahun yang bisa nyanyi lagu Jepang bisa kasih tahu aku kok, hehe...

Soal kostum, aku sendiri masih bingung mau pakai baju apa. Habis punya'nya ya cuma itu-itu aja. Yah, lihat ntar lah. Soal kesiapan individu, aku sudah siap banget (Habis beli gitar listrik baru sih). Soal efek gitar bakal pinjam Joshua, teman kampus-ku. Tinggal masalah mental kalo lagi ngeliat vokalis (sementara) ku (aaahh....).

Ya udah lah, gitu aja. Ntar kalau ada perkembangan bakal aku tulis. Jangan lupa tonton penampilan kami yah...

01 April 2008

Auto Shutdown

Aku punya tips berguna nih buat para penggemar komputer. Biasanya kan kalau kita lagi pakai komputer malam-malam suka ketiduran. Eh, baru sadar kalau komputernya nyala semalaman. Iya kalau desktop, masih aman (ya nggak semua sih). Tapi gimana kalau laptop, bakal cepat hancur laptop kita. Apalagi kalau kita ada di kalangan kalau-bayar-tagihan-listrik-agak-susah, pasti begitu tagihan listrik membengkak, bakalan rame seisi rumah.

Dulu aku usaha nyari software auto shutdown. Eh, ternyata Windows udah nyediain fasilitas ini. Caranya ternyata gampang banget.

Ada dua cara sih. Cara pertama...

  1. Klik menu start >> run. Atau tinggal tekan tombol windows+R.
  2. Ketik "tsshutdn xxxx /powerdown" (tanpa tanda petik). xxxx menandakan waktu dalam satuan detik. Jadi kalau mau matikan komputer 1 jam lagi, tinggal ketik "tsshutdn 3600 /powerdown"


  3. Jika sudah, klik OK, akan muncul jendela konfirmasi dgn pesan:
    "System is shuting down in 3600 seconds"
  4. Klik OK pada jendela pop up tersebut.
  5. Jangan tutup window DOS yang muncul. Jika ditutup maka timer akan berhenti.
Cara kedua...
  1. Klik menu start >> run. Atau tinggal tekan tombol windows+R.
  2. Ketik "shutdown.exe -s -t xxxx(tanpa tanda petik). xxxx menandakan waktu dalam satuan detik. Jadi kalau mau matikan komputer 1 jam lagi, tinggal ketik "shutdown.exe -s -t 3600"


  3. Jika sudah, klik OK, maka akan muncul jendela peringatan seperti ini :


  4. Tidak semudah cara pertama yang untuk menghentikan timer tinggal close window-nya, kalau dengan cara kedua ini harus masuk Run lagi, lalu ketik "shutdown.exe -a".

Nah, gampang banget kan. Tinggal aplikasikan aja.

Fruity Loops Studio 8

Nah, udah lama nggak ngasi update nih, lagi sibuk banget.

Sekarang aku mau nge-share software buat musisi lagi nih. Siapa musisi yang nggak tahu Fruity Loops Studio buatan Image-Line... Dulunya sih aku cuma pakai software ini buat mbikin loop drum digital, tapi ternyata fitur-fiturnya jauh lebih banyak dari itu loh. Sekarang aku mixing digital music ya pake software ini (dulunya aku track satu-satu terus aku masukin Adobe Audition 3). Semuanya lengkap deh, dari loop drum sampai mixing.


Deskripsi dari help content-nya...
FL Studio is a full-featured music production environment capable of multi-track audio recording, sequencing and mixing for the creation of professional quality songs or realistic drum loops. With VST/DX hosting, 32 bit internal mixing and advanced MIDI support no musical style will be beyond your reach. Songs or loops can be exported to a WAV, MP3, OGG or MIDI.

Main Features :

> High quality audio engine, for professional sound quality.
> Sophisticated interpolation algorithms (hermite, sinc) during realtime playback & during rendering.
> Supports DirectSound and ASIO enabled sound cards for audio output and ASIO audio recording.

> Open architecture allowing third-party instruments (enhanced proprietary FL instruments standard, VSTi , DXi2 & Buzz ) and effects (enhanced proprietary FL effects standard, VST, VST2, DirectX & Buzz).
> Ability to function as a VSTi, DXi and a ReWire client.
> Ability to host ReWire clients itself.

> Advanced sequencing methods allowing quick entering of realistic drum loops (step sequencing grid) and composing complex instrumentals (advanced piano roll, arpeggiator, keyboard tracking, real-time gate).
> Unique note properties morphing ability (pitch, cutoff, resonance, panning).

> Live multi-track recording of audio, control movements & integrated automation events editor.
> Multi-segment automation clips with unlimited complexity and integrated LFO unit.
> Procedural control over parameters by using special controller plugins.

> Advanced mixer: 68 mixer tracks (64 insert and 4 send tracks) supporting up to 8 plugin FX per track;
> Send any mixer track to any other track and create complex mixer chains of virtually unlimited complexity;
> Track recording with ASIO input support (for recording MIDI, vocals etc.);
> Integrated parametric equalizer, volume and panning for each mixer track.

> Many high-quality integrated instruments: WaveTraveller (wave bend synth), Sampler, TS404 (the popular bassline engine), 3xOSC (subsynth), Plucked! (plucked strings), MIDI Out, DX10 (FM synth), Scratcher (turntable emulator), Wasp (demo), SimSynth Live (demo), and more.
> A full set of high-precision mastering and special effects filters: 2 reverbs, 2 compressors, parametric equalizer, graphic equalizer, distortion, phaser, flanger, bass boost, delay line and more.

> Advanced playlist & full-featured audio tracks.
> Click removal & volume ramping to avoid pops.
> Imports *.WAV, *.OGG, *.MP3, *.MID, *.REX, *.SYN (SimSynth 1 & 2), *.DS (DrumSynth) etc. as sample formats.
> Exports audio to 16Bit or 32Bit *.WAV file, *.MP3, *.OGG.

> MIDI remote controlling of most parameters (VST plugins also supported).
> Import MIDI sequences and controller events.
> Export MIDI notes & controller events to a standard MIDI file.


Buat yang mau, silahkan download versi terbarunya, FL Studio 8 XXL di :
http://www.mediafire.com/download.php?svd1yjojv2q
password : hq-advanced.blogspot.com

Sudah ada cracknya juga kok, tinggal install, trus copy cracknya ke directory tempat instalannya, jalankan crack-nya. Udah deh.

Oh ya, buat yang download Amplitube, kalo nggak salah yang aku upload itu yang ada bug-nya. Tiap ganti preset kadang-kadang nggak ada suaranya. Kalo emang bener kasih comment yah, biar aku upload yang nggak ada bug-nya.