21 Juli 2008

Ternyata manggung itu enak

Semakin lama... semakin jenuh. Menurut saia, kejenuhan absolutely terjadi pada seseorang kalo lingkungan orang tersebut nggak berkembang. Nah, kejenuhan itu nggak lama kemaren saia rasakan.

Ceritanya, saia sudah semakin jenuh sama band saia. Kalo belum tahu nama band saia, namanya Akatsuki. Kalo mau FSnya, ada di http://profiles.friendster.com/40166789. Soalnya, band saia ini nggak berkembang-kembang. Terutama dari segi lagu sendiri. Terasa band saia ini semakin stuck gara-gara satu lagu yang nggak jadi-jadi. Kalo dari segi diri saia sendiri, band saia ini stuck soalnya dari alam bawah sadar saia, saia nggak mau maju sebelum punya efek digital sendiri (tapi kok sadar kalo alam bawah sadar).

Dari segi skill tiap personel juga. Band saia ini kalo saia lihat nggak berkembang, termasuk saia. Lagi-lagi, alasanya karena nggak punya efek. Kalo gitaris satunya, kelihatannya jarang latihan. Kalo bassis, selalu nyari alasan buat kekurangannya kalo dibahas. Oke, drummer saia sudah punya drum sendiri. Tapi apa yang dikerjakan??? Malah mainin lagu yang bukan lagunya band sendiri dan nggak berusaha bikin loop-loop buat lagunya sendiri. Kalo vokalisnya, kayaknya sih masih amatiran. Nggak tahu teknik megang mic. Jadinya suaranya nggak maksimal. Hmm... Tapi itu semua cuma dari sudut pandangku saia saja. Kalo mau ngajukan banding boleh kok.

Dari segi pengalaman manggung, juga nggak berkembang. Manggung cuma di acaranya komunitas jepang aja. Bukan masalah dibayar nggaknya, tapi masalah gengsi (alah...). Masa selama ini cuma numpang manggung... Kemarin, hari Minggu tanggal 21 Juli 2008, jam 8 malam band saia manggung lagi. Tempatnya di CinemaX cafe. Awalnya sih, waktu tau mau manggung, aku nggak mood. Cos biasanya panggungnya mengecewakan. Bener juga, kemaren tuh soundnya very 'nggembret'. Saia sering ngerasa percuma borrow efek ke teman saia, rasanya nggak berguna.

Tapi waktu naik panggung, sensasinya mulai terasa. Although saia sudah sering naik panggung, demam panggung tetap terasa. Begitu mulai, saia yang pegang gitar sama nyanyi merasa 'naik darah'. Apalagi lampu panggung yang very menyilaukan, sampai-sampai bikin saia buta penonton. Maksudnya, saia feel silau trus nggak bisa lihat penonton sama sekali. Although seperti itu, saia tetap feel kalo saia dilihat banyak mata. Sensasi itu yang bikin saia merasa hebat. Rasanya begitu nikmat manggung itu. Saia ngerasa enak, nyaman, sampai-sampai ngerasa kurang lama naik panggung. Apalagi setelah dievaluasi, penampilan malam itu bagus. Jadi rasanya pingin cepat manggung lagi.

Profil Akatsuki Band

AKATSUKI BAND
Tanggal terbentuk : 5 Juli 2006
Nama personil :
Camel (vokalis)
Haqqi (gitaris & backing vokal)
Faris (gitaris)
Miftah (bassis)
Prazz (drumer)
Base camp : Villa Sengkaling P-15 Malang
Email & Friendster : akatsuki_nana@telkom.net


BIOGRAFI ANGGOTA

CAMEL
Nama Lengkap : Cameilia Ratri K.
Tempat Tanggal Lahir : Malang, 18 Mei 1990
Hobby : Ndengerin musik, baca novel dan komik, jalan-jalan, chating
Email : no_longer@freak.la
Music Influence : Gazette, Laruku, Girugamesh

HAQQI
Nama Lengkap : Muhammad Fauzil Haqqi
Tempat Tanggal Lahir : - classified-
Hobby : Online, main game, baca buku, bikin program, main gitar, ndengerin musik, utak-atik komputer.
Music Influence : Gigi, High and Mighty Color, Cokelat, Erros Sheila on 7, dll.

FARIS
Nama Lengkap : Faris Husnanto
Tempat Tanggal Lahir : Malang, 26 Januari 1990
Hobby : Sepak bola
Email : jiyuu@plasa.com
Music Influence : Laruku, High and Mighty Color, J-Rock’s

MIFTAH
Nama Lengkap : Miftah M. Pratama
Tempat Tanggal Lahir : Malang, 21 Februari 1989
Hobby :Tidur, nonton PV, keluyuran
Email : teruki_boyz@yahoo.co.id
Music Influence : Vidoll, Paramore, Gazette, Bullet of My Valentine, High and Mighty Color

PRAZZ
Nama Lengkap : Septian Prasetyo
Tempat Tanggal Lahir : Malang, 11 September 1989
Hobby : Menari, menyanyi, membaca puisi
Email : pras_kyo@yahoo.com
Music Influence : RHCP, Creed, Laruku, Gazette


SEJARAH SINGKAT
Diawali dengan kesenangan Prazz dan Miftah dengan musik aliran Jepang, dua orang yang berteman sejak kecil ini berniat mendirikan sebuah band di kota tempat tinggal mereka, Kota Malang. Keinginan mereka semakin menguat dengan adanya komunitas pecinta budaya Jepang Kota Malang, J-Zone Malang Otaku Community, yang mereka ketahui dari siaran sebuah radio.

Mereka pun segera mencari orang yang memiliki hobi sama untuk menjadi bagian dari band mereka. Fadhil, tetangga Prazz, ternyata berminat dengan ajakan mereka. Vira, teman sekelas Miftah semasa SMA yang sangat menyukai budaya Jepang pun ikut bergabung. Mereka pun memulai latihan mereka dengan formasi awal Prazz (drumer), Miftah (bassis), Fadhil (gitaris), dan Vira (vokalis). Formasi awal ini terbentuk di bawah nama Zettai Onkan Band.

Seiring jalannya waktu, mereka tidak berhasil menemukan variasi dalam musik mereka. Hingga pada akhirnya mereka sepakat untuk mencari seorang vokalis cewek (lagi??? Nggak! buat pembaca, Vira di sini cowok loh…). Maka dengan ajakan Prazz bergabunglah Ayya menjadi vokalis baru dan Vira berganti posisi menjadi gitaris merangkap backing vokal. Dengan perubahan yang cukup besar ini, akhirnya mereka memutuskan mengganti nama band menjadi Akatsuki Band pada tanggal 5 Juli 2006, dengan formasi Ayya (vokal), Vira (gitaris & backing vokal), Fadhil (gitaris), Miftah (bassis), Prazz (drumer).

Beberapa bulan setelah formasi ini terbentuk terjadi perpecahan dalam band. Fadhil, sang gitaris, memutuskan untuk keluar dikarenakan alasan keluarga. Dengan keadaan seperti ini, mereka memutuskan untuk tetap eksis dengan mencari seorang gitaris baru. Walaupun proses pencarian memakan waktu cukup lama, akhirnya dengan perantara seorang teman, Miftah berkenalan dengan Haqqi, dan Haqqi pun bersedia bergabung setelah latihan dengan ajakan Prazz. Formasi baru pun terbentuk dengan Haqqi (gitaris) menggantikan posisi Fadhil.
Dengan cover band Nana, Akatsuki Band berusaha untuk lebih dikenal. Formasi ini bertahan cukup lama dengan pengalaman naik panggung yang cukup banyak pula, bahkan sampai keluar kota, yaitu Surabaya. Walaupun formasi ini bertahan cukup lama, virus “pergantian personil” juga menulari formasi ini. Karena ketidakcocokan dalam bermusik, baik dari segi aliran maupun cara bermain, Vira dan Ayya pun keluar dari Akatsuki Band.

Ternyata kekosongan posisi ini cukup memberatkan keadaan band. Akhirnya diputuskanlah untuk mencari gitaris lain yang akan mengisi kekosongan Vira. Dikenalkan oleh seorang teman di kampusnya, Haqqi mengajak Faris untuk mengikuti latihan rutin Akatsuki Band. Melalui pembicaraan internal yang cukup lama, akhirnya diputuskanlah untuk mengajak Faris bergabung dengan Akatsuki Band.

Walaupun kekosongan Vira telah diatasi, namun kehilangan Ayya sang vokalis yang menjadi pentolan band ini cukup membawa dampak yang serius bagi kemajuan band. Alhasil, beberapa aksi panggung Akatsuki Band sempat dibantu oleh additional vokalis. Butuh waktu yang cukup lama untuk mendapatkan vokalis yang dapat mengisi kekosongan yang ditinggalkan Ayya. Akhirnya diajaklah Camel untuk ikut membantu Akatsuki Band dalam suatu acara.

Awalnya posisi Camel hanyalah sebagai additional vokalis. Namun, ternyata ada kecocokan antara personil Akatsuki Band dengan Camel, dan diputuskanlah untuk mengajak Camel bergabung menjadi anggota tetap Akatsuki Band, dan Camel pun setuju. Akhirnya, dengan formasi Camel (vokalis), Haqqi (gitaris & backing vokal), Faris (gitaris), Miftah (bassis), dan Prazz (drumer), Akatsuki Band berkomitmen untuk berkembang di dunia musik dengan cover band High and Mighty Color.

Pengalaman manggung Akatsuki Band cukup banyak, diantaranya adalah pengisi acara Japan Overdrive 1 dan 2 (Surabaya), Full Japan Day 2 (Malang), dan juara favorit di Full Japan Day 1 (Malang), dan beberapa event baik yang diadakan oleh J-Zone maupun tidak.